Aku rindu
tertawa bercanda bersama kalian
sedang apakah gerangan?
sudah bernas dan bertunaskah
telah terbang dan menjadi bintang?
Aku rindu
menyatu berbaur dalam kicau
berbagi sapa dan kabar sarapan
hah
bahkan sekedar segelas latte pun kau bagi
sebait kata yanga tak pernah sampai
merindu cinta dan tawa gersang
Sejenak dalam rehat, diantara tumpukan buku dan jurnal. miss IWIP
Semarang, 13 Oktober 2016
Saat Panen
Kamis, 13 Oktober 2016
Jumat, 11 Maret 2016
Misteri Gang Bayangan (2)
Misteri Gang Bayangan (2)
Aku benci dengan rasa takut yang tiba-tiba menyelisip di
dadaku, padahal aku adalah anak paling logis di sekolah. Gang itu sepi, gelap,
tak ada seorang pun terlihat melintas meskipun malam belum terlalu larut.
Gulungan rafia di tanganku kian sedikit, pertanda langkahku kian jauh dari
mulut gang. Sepanjang lorong yang telah kulewati, tak kulihat tanda-tanda
adanya adikku.
Separuh gang.
Selereet... tes...
Aaah...rafiaku habis dan tanpa kusadari terlepas dari
genggamanku. Aku hendak berbalik ketika mataku menangkap sebuah benda bulat di
atas tumpukan peti-peti kayu. Bola bekel milik adikku. Kuhampiri bola itu
dengan tergesa, tanganku menggapai bola berwarna-warni itu kemudian dengan
cepat membuka tumpukan-tumpukan peti-peti itu sambil meneriakkan nama adikku.
Ran..!
Ran..!
Peti-peti yang bertumpuk itu seolah-olah mengejekku ketika
sampai tumpukan terakhir Ran tak juga kutemukan. Napasku tersengal antara kalut
dan takut. Hatiku kian ciut mengingat cerita-cerita seram yang ditanamkan di
otakku sejak bertahun-tahun lalu. Terlebih ketika tiba-tiba adikku tertelan
dalam gang, rasa takut itu kian menumpuk. Gang ini memang benar-benar gelap, bahkan
cahaya lampu pun enggan mendekat. Aku
membuka telepon genggamku dan mengaktifkan mode senter, seberkas cahaya
keperakan berhasil mengusir gelap meskipun sebenarnya gelap hanya mundur
beberapa langkah. Kusapukan cahaya senter ke arah tumpukan peti kayu yang telah
berserak. Ada sesuatu yang jelas bukan
berasal dari gang ini. Sepatu
olahraga warna merah bata dengan dua garis putih membelah bagian tengahnya. Ini sepatu Ran.
olahraga warna merah bata dengan dua garis putih membelah bagian tengahnya. Ini sepatu Ran.
Separuh gang tanpa rafia, dan beberapa jejak. Hatiku tak
lagi takut, di dalam sana kini hanya berisi kemarahan. Seseorang telah
mempermainkanku. Tekadku sudah bulat, aku harus menemukan adikku.
Baiklah, Sebaiknya kuanalisa petunjuk-petunjuk yang ada sebelum
menentukan langkah selanjutnya. Bola yang sengaja diletakkan di atas tumpukan
peti-peti kayu. Aku yakin bola itu sengaja diletakkan karena bola bekel tak
mungkin memantul kian tinggi jika telah menempuh jarak sejauh itu, bola itu
past akan melambat lajunya dan kemungkinan hanya akan teronggok di jalanan
tanpa dapat tertata rapi di atas peti. Jika Ran yang menaruhnya lebih tidak
mungkin, karena dia bukan anak yang mudah melepaskan mainannya. Ran pasti akan
menyimpan bola itu di saku bajunya atau menggenggamnya saja. Bola itu pasti
sengaja diletakkan agar aku tetap punya harapan akan segera menemukan adikku.
Orang ini paham kalau aku sangat menyayangi adikku, jadi akan aku akan terus
mencari adikku.
Sepatu Ran bukan tertinggal namun sengaja
ditinggal, karena sepatu Ran adalah sepatu bertali sedangkan Ran bukan tipe
anak yang ceroboh dan membiarkan tali sepatunya terlepas begitu saja. Jadi,
kesimpulan sementara, ini bukan
perbuatan hantu, setan ataupun sejenisnya. Ini adalah perbuatan seseorang yang
sengaja hendak mempermainkanku.
Sekarang aku harus mencari
petunjuk-petunjuk baru yang pasti sudah disiapkan orang itu. Dan yang
terpenting aku harus bisa segera menyimpulkan apa yang diinginkannya serta
siapa sebenarnya orang itu. Aku harus bergegas, karena aku tak tahu berapa lama
waktu yang diberikan padaku.
Kamis, 03 Maret 2016
Kelak Berjumpa
Kelak berjumpa
Saat retak menggoda
Berbagi pecah, kasar, berlubang
Bertaut pedih, sedih bersama
Bersenandung aduh di dada
Lelap malam bertukar gelisah
Lembut sapa menabur resah
Akankah bersua dalam salah?
Entah
Elok purnama menyayat senyap
Mengundang detak beradu kalap
Cahaya tak lagi
menyinari gelap
Wahai jarak!
Apa pula telah kau perbuat
mengejek rindu kian berat
menekan cinta kian kuat
Lah cinta
Apa itu cinta?
Rembulan merah jambu di pucuk cemara?
Segunung cokelat tanpa nama?
Sebait puisi penanda derita?
Jika iya
Sambut layaknya raja
Disanjung disapa jangan dipuja
Dielu dipeluk sewajarnya
Hingga kata “sah” bergema
Semarang, 4 Maret 2016
Aku Perfeksionis
Aku Perfeksionis
Salah satu kelemahanku adalah perfeksionis dan aku bersungguh-sungguh.
Jika aku kuliah maka aku akan sungguh-sungguh mendengarkan dosen saat beliau
mengajar. Aku akan sungguh upayakan agar aku bisa berangkat kuliah, jika aku
harus tidak berangkat, aku akan mencari alasan yang semasuk akal mungkin. Pun
aku tidak biasa berbohong, jadi aku tidak bisa menyontek. Artinya jika tidak
ingin mengulang, minimal aku harus dapat B, dan untuk dapatkan itu aku harus
belajar. Belajar itu wujud kesungguhanku dalam kuliah.
Jika aku ditunjuk untuk mengerjakan suatu tugas, aku akan
mengerjakannya sedemikian rupa sehingga tugas itu rampung dalam kondisi paling
optimal. Contoh nih. Suatu ketika Rtku akan ikut lomba TOGA se-RW. Aku dapat
tugas untuk membuat nama-nama tanaman obat itu. Walhasil yang kukerjakan bukan
hanya itu. Aku mencari nama-nama tanaman obat dari internet, aku unduh beserta gambarnya. Setelah tahu aku
nama-nama tanaman obat itu banyak sekali, aku berpikir bahwa aku harus bisa menggenapi
koleksi tanaman kami. Jadialah aku mendata semua tanaman yang dibawa ibu-ibu
se-RT, jika ada tanaman yang belum dibawa oleh ibu-ibu itu, aku sibuk
mencarinya di kebun-kebun di wilayah lingkungan kami. Bukan itu saja, aku
kemudian menyusun informasi tentang koleksi tanaman kami dalam bentuk buku. Tentu
tugas utamaku untuk membuatkan nama-nama tanaman juga kukerjakan. Hasilnya kami
juara dua lomba TOGA se-RW.
Yup! Bagus untuk Rtku namun tak bagus untuk keluargaku,
karena waktuku untuk mereka jadi banyak berkurang.
Itu baru satu macam pekerjaan. Jika aku mengharuskan diri
sempurna dalam setiap tugas, maka
seluruh energiku akan terserap habis dalam tugas-tugas itu. Maka dari itu aku
sedang berusaha untuk tidak terlalu sempurna. Kuliah terkadang bolos, arisan
PKK terkadang tidak hadir. Satu hal yang aku harus tetap sempurna adalah saat
bekerja. Karena pekerjaanku berkenaan dengan keselamatan pasien. Jika
kutinggalkan kesempurnaan itu, nyawa taruhannya.
Minggu, 25 Oktober 2015
EARTH UNDERGROUND
EARTH UNDERGROUND
Seorang teroris
Internasional mengancam pemimpin-pemimpin negara dunia akan membakar bumi
dengan sinar panas yang dimilikinya jika tidak melepaskan suaminya yag telah
tertangkap agen rahasia negara Lird. Chan, seorang perempuan dengan kemampuan
imajinasi tinggi, seorang teroris Internasional telah menciptakan sebuah
senjata sinar panas yang mampu membakar dunia hanya dengan sekali sentuh. Chan
adalah istri dari penjahat kaliber dunia, Shal. Shal diketahui mempunyai
skenario akhir dunia sehingga para kepala negara di dunia tidak berani
melepaskan Shal begitu saja. Chan begitu marah demi mengetahui Shal tidak akan
dilepaskan. Maka Chan membuktikan ancamannya dengan memancarkan sinar panas ke
dunia bagian timur dimana terdapat hutan paling eksotik di dunia. Dalam
beberapa jam saja sinar panas itu telah mengeringkan hutan dan membuatnya
terbakar.
***
Pulau Borneo, sebuah
pulau yang terkenal karena memiliki keanekaragaman hayati terbesar dalam sistem
Hutan Hujan Tropis Dunia. Pulau yang juga menyumbang 44 % produksi oksigen
dunia ini telah terbakar. Hutan yang
terbakar menghasilkan asap yang mengandung gas karbon monoksida (CO), karbon
dioksida (CO2), Hidrokarbon dengan berbagai ukuran dari 10 miligram hingga di
bawah 0,5 miligram. Semakin kecil hidrokarbon semakin berbahaya , karena bisa
menembus pembuluh darah dan mengendap dimanapun dalam tubuh. Hidrokarbon yang
mengendap di kepala akan mengakibatkan alzheimer atau parkinson. Jika mengendap
di ginjal dapat menyebabkan gagal ginjal. Sedangkan hidrokarbon yang mengendap
di paru bisa mengakibatkan kanker paru. Yang tidak kalah berbahaya adalah
mengendapnya hidrokarbon di jantung, penduduk akan menderita jantung koroner. Asap yang menyelimuti pulau Borneo
mengakibatkan banyak penduduk yang menderita Infeksi Saluran Pernafasan Atas
(ISPA) karena asap mengiritasi saluran nafas sehingga terjadi infeksi dan
terjadi penurunan daya tahan tubuh dalam melawan kuman atau virus. Mata
penduduk yang terkena paparan asap menjadi iritasi, gatal, berair dan meradang.
Asap bahkan memperburuk asma dan penyakit paru kronis sehingga kemampuan kerja
paru berkurang, penduduk menjadi mudah lelah dan sulit bernafas.
***
Earth Underground.
Sebuah organisasi
rahasia yang dirancang menjaga kelangsungan kehidupan bumi. Organisasi yang
terintegrasi dengan seluruh kepala negara di dunia ini berada di bawah
komando Jenderal Fai, seorang jenderal
dari pasukan bumi. Fai berwajah bulat dengan postur sedang, tidak terlalu
tinggi untuk ukuran seorang tentara.
“Jenderal,
link komunikasi dengan United Leader di layar tiga!” Teriak Ways, ahli
komunikasi dari “Tim Bumi.”
“Jenderal
Fai, bumi dalam bahaya.” Seorang wanita paruh baya berkerudung putih berbicara
dari layar 40 inch di hadapan Jenderal Fai, dialah Lady Ca, Ibu negara dari
negara Pradetta yang merupakan pemimpin tertinggi United Leader.
“Benar
Yang Mulia.” Jenderal Fai membenarkan pernyataan Lady Ca. Fai selalu mengikuti
perkembangan bumi, jadi Fai sudah tahu bumi dalam bahaya.
“Lakukan
yang harus dilakukan, kamu kuberi kewenangan penuh untuk mengaktifkan sistem
keamanan bumi.”Lanjut Lady Ca dengan penuh wibawa.
“Baik
Yang Mulia.” Jawab Fai sambil menundukkan kepala tanda menghormat kepada Lady
Ca.
“Yang
Mulia mohon teruskan kepada seluruh United Leader agar menyiagakan Pasukan Lava,
karena dari penelitian Ra,dari Tim Bumi, sinar panas itu tidak akan berfungsi
baik jika reseptor panas tidak diaktifkan. Artinya ada penghianat diantara
kita.” Jenderal Fai menerangkan.
“Akan
kuteruskan” Kata Lady Ca.
Layar monitor di depannya mati
setelah Lady Ca memutus kontak.
“Ways, Tampilkan status!” Perintah Jenderal
Berwajah ramah itu.
“Baiklah Tim, misi kita kali ini akan berat.
Kapten Ari, kamu bertanggung jawab atas seluruh misi kita kali ini. Lanjutkan!”
Fai meninggalkan Ari dan timnya menuju ruangannya.
“Baik
Jenderal!” Ari, Komandan Tim Bumi berpangkat kapten itu menjawab cepat.
Ari
mengambil alih komando.
“Ini
adalah Pulau Borneo.” Ari menjelaskan sambil menunjuk ke arah layar.
“ Pulau ini telah menjadi neraka dunia sejak
terpapar sinar panas Chan 5 jam yang lalu.” Lanjut Ari.
“Ra
telah mengetahui bahwa sinar panas ini tidak akan aktif jika reseptor panas
tidak diaktifkan. Penyelidikan Azzam menemukan kelompok mafia Ryu yang telah mengaktifkannya”
Ari memaparkan keadaan di Pulau Borneo.
“Ra dan Ken, kalian bertugas mematikan
reseptor panas ini.”
“Zi,
Brilli kalian aktifkan Sistem Navigasi Hijau yang telah dilumpuhkan Kelompok Mafia
Ryu.” Ari melanjutkan perintahnyakepada Zi dan Brilli, sepasang kekasih yang
selalu kompak menjalankan setiap misi Tim Bumi.
“Azzam
dan Nay, tugas kalian adalah yang terberat, yaitu melumpuhkan sinar panas Chan.”
“Ways,
tugasmu menjadi mata dan telinga Azzam dan Nay. Aku akan turun bersama Brilli.”
Yang terakhir diberi komando adalah Nay, Azzam dan Ways.
“Siap
Kep!” Serempak timnya menjawab.
“Tidak
Kep!” Suara berat milik Azzam menolak perintah Ari.”Aku tidak bisa bekerja dengan
perempuan sok jago seperti dia.” Azzam terang-terangan menunjuk Nay. Membuat
Nay tersinggung. Matanya membelalak ke arah Azzam. Bukannya terlihat
menyeramkan, Nay makin terlihat menarik di mata Azzam. Hati Azzam remuk.
“Kamu
pikir aku mau berkerja denganmu? Kep! Aku bisa bantu Brilli biar Zi yang gantikan
posisiku.” Kata Nay kepada Ari.
Tentu
saja Ari menolak permintaan mereka.
“Kalian
berdua adalah pilot terbaik saat ini, aku tidak bisa mempercayakan misi
sepenting ini pada orang lain.”
“Kalian
kerjasama, itu perintah!” Ari membubarkan timnya tanpa memberi kesempatan adu
argumen lagi.
***
Ken dan Ra.
Ken
dan Ra duduk bersama menganalisa sistem yang akan mereka jalankan.
“Ra,
status!” Ken Ardiani Lestari ini adalah salah satu pilot terbaik Tim Bumi
setelah Azzam dan Nay.
Ra
menerangkan status Borneo.
“Kepulan
asap saat ini mencapai tinggi 7000-9000kaki. Titik api sangat banyak membuat asap
segera naik ke angkasa. Karena asap itu lebih berat dari udara normal maka asap
itu lama-kelamaan akan terakumulasi dan menjadi pekat.”
“Asap
pekat ini akan membuat kekuatan jarak pandang kita menjadi rendah Ken. Kamu
berani ambil resiko ?”
“Tunggu
biar kulanjutkan dulu.”
“Akumulasi asap ini juga menghalangi radiasi matahari
ke permukaan tanah, sehingga tidak terjadi proses konveksi. Temperatur di
lokasi asap rendah yaitu sekitar 24 derajat Celcius, terdapat awan dan dasar
awan berkisar antara 5000 kaki hingga 6000 kaki, atau lebih rendah dari puncak
lapisan asap, sehingga awan yang berada di sekitar lokasi asap tertahan masuk.
Di atas lapisan asap terdapat aliran yang laminer, dimana angin berhembus
mengikuti pola aliran laminer ini.”
Status awan di
Pulau Borneo telah melampaui batas aman untuk ditinggali. Ra dan Ken berpikir
keras mencari jalan keluar.
“Menurut simulasi yang kubuat kita bisa mematikan
reseptor api dengan Penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang telah
dibuat Zi.” Ra menjelaskan strateginya.
“Kenapa kita turun langsung dan mematikan
reseptornya?” Ken tidak paham dengan jalan pikiran Ra yang menurutnya tidak
taktis. Ken dan Ra memang berbeda pola pikir. Ra lebih mementingkan cara-cara
yang halus, sedangkan Ken lebih suka berpikir praktis.
“Seperti yang kubilang tadi, visibilitas kita terlalu
rendah, belum lagi Kelompok Ryu yang menjaga reseptor ini terlalu banyak. Dari
informasai Ways, dia menemukan adanya kelompok massa yang digerakkan oleh Ryu.
Jadi kita tidak boleh gegabah.”
“Baiklah, bagaimana kita akan melakukannya?” Tanya
Ken. Kali ini dia sependapat dengan Ra. Dia juga tidak suka harus melukai
penduduk yang hanya dijadikan bonekanya Ryu.
“Begini Ken,
Teknologi ini memanfaatkan peluang yang ada di alam, dimana peluang tersebut
yang akan merangsang proses yang terjadi di alam. Dengan penerapan TMC energi
yang ada di alam dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien untuk memadamkan
kebakaran. Energi tersebut antara lain energi aliran angin, energi radiasi
matahari, dan energi kandungan kelembaban udara atau awan potensial yang
tersedia.”
“Ah, Zi memang jenius, bisa-bisanya dia menciptakan
alat yang secanggih ini.” Ken kagum dengan Zi.
“Apa kamu lupa Ken, hanya yang terbaik yang bisa jadi
anggota tim bumi.” Ujar Ra sambil mengerling pada Ken. Ken dan Ra tertawa
berbarengan. Mengingat ttes yang harus mereka jalani sebelum akhirnya bisa
bergabung dengan Tim Bumi. Ya, hanya yang terbaiklah yang bisa berada di Tim
ini.
“Oke, kuteruskan lagi ya.” Ra membawa kursornya ke
gambar pulau Borneo yang terbakar.
“Kebakaran Hutan tidak akan berlanjut dan reseptor api
akan mati apabila jumlah hujan yang turun cukup, dan mampu memadamkan api
kebakaran. Jumlah hujan yang turun akan mencukupi, apabila di sekitar lokasi
kebakaran hutan terdapat awan potensial. Ada beberapa syarat agar keberadaan
awan potensial terdapat di wilayah sekitar lokasi kebakaran hutan. Syarat itu
antara lain, jumlah kandungan moisture dalam udara. Jumlahnya harus sesuai
dengan kondisi kolom udara atau tingkat kelabilan udara yang dapat mendukung
pertumbuhan awan potensial. Meskipun jumlah kandungan moisturenya tinggi, awan
yang tumbuh tidak akan menjadi awan Cu potensial apabila kolom udara pada
lokasi tersebut stabil.”
“Disinilah peranan kita Ken.”
“Kita akan membuat kolom udara asap kebakaran hutan
tersebut menjadi dinamis,
labil, atau netral untuk mengurangi konsentrasi asap kebakaran hutan atau menipiskan
asap tersebut.” Kata Ra.
“O jadi begitu ya, ternyata akumulasi asap kebakaran
hutan yang meningkat malahan cenderung memicu kebakaran hutan semakin luas,
karena peluang turunnya hujan secara alami pada lokasi kebakaran semakin mengecil.
Akumulasi asap juga terjadi karena produksi asap yang tidak sebanding dengan
daya angkut angin terhadap asap,sehingga radiasi matahari terhalang masuk ke permukaan
tanah. Sehingga proses pemanasan permukaan tanah tidak terjadi, yang menyebabkan
kolom udara pada lokasi kebakaran selalu dalam keadaan stabil sehingga tidak mungkin
terjadi awan potensial.”
“Sip Ra! aku paham.” Kata Ken, pilot perempuan yang
telah bergabung dengam tim Bumi sejak setahun yang lalu.
“ Ken,kamu akan menerbangkan Hercules yang mempunyai
kapasitas angkut 10-12 ton untuk operasi penyemaian. Aku yang akan menaburkan
material ke dalam asap yang tujuannya agar lapisan asap menjadi tidak stabil
dan dinamis. Material harus kita taburkan
ke dalam asap, kira-kira 1000 kaki dari puncak lapisan asap. Kita akan memakai
bubuk CaO (quicklime) yang berukuran sangat halus ber-orde mikron. Reaksi bubuk
CaO dengan unsur yang terdapat di dalam asap seperti H2O, CO, dan CO2 akan
mengakibatkan “peregangan” kepekatan asap, dan lapisan asap di lokasi penaburan
bahan semai tersebut menjadi tidak stabil.”
“Apakah langsung akan terjadi hujan Ra?” Ken bertanya
lagi.
“Tentu tidak Ken. Angin akan memicu lapisan asap yang
tidak stabil tersebut sehingga terjadi dinamika, dan visibility menjadi meningkat
serta memungkinkan radiasi matahari dapat mencapai permukaan tanah dan membantu
proses konveksi serta pembentukan awan secara alami. Dengan demikian akan
terjadi pergerakan aliran massa udara dan awan yang ada di sekitarnya ke lokasi
daerah penaburan bahan semai tersebut.”
“Efek samping dari kondisi tersebut akan menghasilkan hujan yang turun
secara terkonsentrasi di daerah tersebut.” Ra, si ahli kimia dari Tim Bumi
menjelaskan dengan sabar kepada Ken.
***
Kapten Ari, Brilli dan Zi
Kapten Ari, Brilli dan Zi
menuju ke landasan pesawat tempur. Kali ini mereka akan memakai pesawat khusus
yang bisa menghilang dari pandangan manusa. Pesawar rakitan Brilli yang sangat
brilian ini diberi nama Splash, karena bisa menghilang dengan sepat secepat
splash. Mereka bertiga menuju Pulau Borneo untuk mengaktifkan kembali Sistem Navigasi
Hijau yang selama ini mendukung kehidupan di pulau hutan hujan itu.
Splash mulai memasuki wilayah udara Pulau Borneo. Ari
mengaktifkan mode invisible Splash. Zi dan Brilli diturunkan di atap sbuah
gedung tinggi yang menjadi pusat kendali di Pulau Borneo. Suasana sepi membuat
Brilli curiga.
“Awas Zi!” teriak Brilli memperingatkan Zi.
Sebuah anah panah melesat ke arah Zi dengan cepat.
Untung teriakan Brilli membuat Zi sempat menghindar.
“Anak panah Bri?” Tanya Zi heran.
“Benar, anak panah.” Pasti karena semua sistem
dimatikan sehingga mereka tidak bisa mengakses senjata otomatis mereka Zi.”
Kata Brilli. Mereka berbicara melalui alat komunikasi khusus Tim Bumi yang didesain
kecil dan bisa diletakkan di leher baju mereka.
Sistem senjata yang dimiliki kelompok mafia Ryu sama
dengan sistem senjata Bri dan Zi, senjata yang hanya bisa dipakai oleh
pemiliknya karena sudah di sandi ke dalam gen mereka. Sistem senjata itu membutuhkan
tenaga listrik yang cukup tinggi. Untung saja Brilli telah memodifikasi sistem
senjata Tim Bumi dengan sistem ramah lingkungan. Brilli memakai energi H2O
untuk senjata mereka.
“Zi kamu memutar dan serang mereka dari belakang ya”
kata Brilli pada Zi.
Tret tet tet tet...!
Tiba-tiba terdengar suara tembakan menghajar kubu mafia Ryu.
“Terimakasih Kep!” kata Zi kearah kapten Ari yang
medukung dari udara.
“Kalian segera masuk dan aktifkan sistem navigasi!”
Kata Ari dari dalam Splash.
“Baik Kep” jawab Brilli dan Zi serentak. Berdua mereka
masuk ke dalan gedung kendali itu.
Di dalam gedung sudah menunggu kelompok mafia Ryu dengan
bombardir anak panahnya. Zi dan Brilli membalas dengan tembakan beruntun. Baku
tembak yang tidak seimbang itu dengan mudah dimenangkan oleh Zi dan Brilli.
“Bri!” Sebuah anak panah metancap di lengan Zi.
Perlahan bibir Zi mulai membiru, Zi terkena panah beracun.
“Zi! Bertahanlah!” Brilli menghampiri Zi yang mulai
kejang.
“Kep, Zi terkena racun tumbuhan baklau. Bibirnya mulai
membiru, tubuhnya kejang Kep” Brilli panik melaporkan status Zi.
“Tinggalkan dia
di tempat yang aman, aku akan turun membantunya, lanjutkan misi.” Jawab Ari.
“Ra, Zi baru saja terkena panah beracun dari tumbuhan
baklau, segera siapkankan anti racunnya.” Ari menghubungi Ra untuk menyiapkan
anti racun untuk Zi.
“Baik Kep.” Jawab Ra. Ra segera membuka laptopnya
untuk mencari tahu tentang racun baklau. Dan sesegra mungkin membuat anti racunnya.
Ari mendaratkan Splash di
puncak gedung dan segera turun untuk mencari Zi. Sementara itu Brilli
melanjutkan misi seorang diri. Bri sampai di ruangan kendari Pulau Borneo, di
dalamnya ada 3 orang penjaga. Brilli menghabisi ketiganya, dan segera
menghidupkan Sistem Navigasi Hijau.
“Sistem sedang mempersiapkan program.” Terdengar suara
lembut Disa, komputer yang menjadi jantung Pulau Borneo.
“Selamat datang Brlii.” Lanjut Disa.
“Sistem siap.” Suara Disa lagi-lagi terdengar memenuhi
udara dalam ruangan kendali itu.
“Aktifkan
Sistem Navigasi Hijau.” Perintah Brilli kepada komputer itu.
“Sistem aktif.”
Sistem Navigasi Hijau kembali aktif. Sistem ini
mempunyai beberapa Tahapan. Pertama, Set Limit on Global Warming Polution,
kedua, invest in green jobs and
clean energy, ketiga, Drive smarter Cars, keempat, Create Green Homes and
Building dan yang kelima, Build better
communities and transportation. Sistem inilah yang selama ini menjaga Pulau
Borneo tetap hijau.
Brilli segera berlari menuju Zi yang ternyata sudah
dibawa Ari menuju Splash. Brilli mengikuti mereka dari belakang.
“Hei cantik, kita pulang!” Sapa Bri
sambil mengacak rambut Zi.
***
Nay dan Azzam
“Kita akan menyerang langsung markas
Chan, kamu melindungi aku dari belakang.” Azzam memberi arahan kepada Nay. Tapi
gadis itu terlalu angkuh untuk terbang di belakang jet Azzam.
“Kamu pikir aku takut sampai harus
berada di belakangmu?” Jawab Nay ketus.
Mereka
sedang berjalan menuju pangkalan jet tempur. Azzam berhenti seketika dan
menarik tubuh Nay ke arahnya. Matanya tajam menatap Nay.
“Sebenarnya aku tidak ingin pergi
denganmu tahu?” karena aku tahu kamu tidak akan bisa diatur” Azzam berkata
sambil menggertakkan giginya.
Bukannya takut, Nay malah menjawab.
“Karena aku bukan penakut.”
Azzam benar-benar murka kali ini.
Diguncangnya tubuh Nay.
“Nay, kamu sadar atau tidak? Aku
sebenarnya khawatir dengan keselamatanmu, aku.. aku terlalu mencintaimu, aku
tidak bisa membahayakan nyawamu. “ Kalimat terkhir diucapkan lirih sambil
menunduk, Azzam tidak berani melihat reaksi Nay.
Nay terkejut dengan perkataan Azzam.
“Kamu..” Suara Nay tercekat di kerongkongannya.
“Ya, dari dulu aku sudah suka denganmu,
tapi aku sering takut jika melihatmu terlalu pandai terbang karena aku tahu,
misi yang paling berbahaya pasti akan diberikan kepada yang terbaik.” Dan aku tahu
kamulah yang terbaik. Aku tidak ingin kamu terluka, makanya aku selalu bersaing
denganmu dan memusuhimu agar kamu tetap dalam misi yang aman.”
Nay, gadis manis dengan lesung pipit itu
bingung harus berkata apa. Alasan dia bergabung dalam tim ini, adalah Azzam.
Karena reputasi Azzam telah tersohor di antara juniornya. Azzamlah yang ingin
ditemuinya, Azzamlah yang selalu memjadi panutannya dalam mengendalikan
pesawat. Namun ketika mimpinya untuk masuk Tim Bumi sudah terwujud, Azzam juga
yang menjadi musuh pertamanya.
Kini Azzam mngakui bahwa dia mencintainya?
“Maaf, aku mengejutkanmu. Aku tidak bisa
lagi menyembunyikan persaanku. Pulanglah biar kuselesaikan misi ini sendiri.”
Azzam meninggalkan Nay yang masih
mematung kebingungan. Namun Nay juga tidak ingin Azzam terluka. Ini adalah misi
bunuh diri.
“Hei!”
Nay berlari mengejar Azzam.
“Aku tidak mau lari dari tugas, kita
selesaikan berssama-sama. Aku akan melindungimu dari belakang.” Kata Nay tanpa
mempedulikan tatapan Azzam lagi.
Azzam tersenyum lega.
“Let’ Rock n Roll girl!”
Azzam dan Nay bersama-sama terbang ke
markas Chan.
***
Lembayung
senja mengguratkan keindahan yang tak katakan, seolah menyanjung kehebatan Yang
Maha Kuasa dalam mencipta alam. Borneo, pulau yang seminggu lalu bak neraka
dunia, telah menuai hujan buatan rekaan Tim Bumi. Meskipun pepohonan belum lagi
menghijau. Namun harapan telah bertunas. Bumi akan selalu hijau selama Tim Bumi
menjaganya.
Dan langit? Tim Langit ada di belahan
bumi yang lain, berjaga dalam senyap.
Langganan:
Postingan (Atom)